Kamis, 06 Juni 2013

Marketing 2.0-Teknologi Marketing Terkini

Sobat Winners, Marketing 2.0 layaknya promosi Words Of Mouth dengan Strategi Search Engine Optimatimization yang handalTeknologi Marketing 2.0 (kini)

Sobat Winners, Ingatkah, Dahulu pernah mendengar kasus "Prita Mulyasari" dan "RS Omni". Nah di dunia maya, kata kunci "RS Omni internasional" mejadi sangat populer dimesin pencari google terlepas dari siapa yang paling benar.

Buka saja google dan masukan kata kunci “RS Omni Internasional”. Hitung berapa komentar positip dan komentar negatif disitu. Google sebagai mesin pencari favorit telah mengindeks ribuan bahkan jutaan kecaman yang masuk. Dengan kata lain tak ada harapan bisa memulihka kecaman itu menjadi pujian.  Mbah Google sang mesin pencari akan abadi menyimpan arsip itu.

Jadi Selamat datang di dunia Marketing 2.0. Kasus ini mengindikasikan, publik Indonesia ternyata  sudah melek internet dan siap menyonsong era baru . Suka atau tidak suka, bahasa baru marketing telah datang dan effektif bekerja. Teknologi marketing tidak lagi menggunakan media konvensional. Marketing  2.0 justru bertumpu pada basis “dari mulut ke mulut” (bukan lagi ciuman lho?hiihiihii)

Pemerhati Marketing 2.0, Paul Beelen mengingatkan, bahwa tradisi 'Word of Mouth' ini lebih berkuasa karena didukung para netter. Mulut yang dimaksud adalah teknologi web atau menurut pakar internet, Tim O’Reilly, sebagai web 2.0 yang merupakan generasi  terbaru teknologi web interaktif seperti situs jejaring sosial , blog, RSS, dan lain-lain.

Marketing 2.0 tak lagi menonjolkan iklan konvesional di publicsphere yang strategis, melainkan penetrasi webspere pada situs web dengan traffic tinggi. Tak hanya mengandalka pembuat naskah iklan, melainkan pakar-pakar SEO atau Search Engine Optimization ulung. Ahli marketing 2.0, Pakde  Don Thorson, lewat situs donthorson.com menekan materi iklan tak lagi sentralistik dari manajemen yang disaring humas ke konsumen.

Materi marketing 2.0 beragam, bisa dari siapa saja. Humas tak punya kontrol atas iklan yang beredar. Memilukan jika sampai ada materi buruk yang beredar. Namun, begitulah, semangat berbagi, mereka akan membicarakan baik buruknya layanan produk yang ada. Di era Marketing 2.0, perusahaan tak bisa menghentikan konsumen membicarakan produknya. Menyakitkan memang, tetapi justru  dari sini banyak peluang terbentang.

Jika mau berpartisipsi, strategi ini mudah dipergunakan. Pesan ini tersebar layaknya  virus inilah viral marketing yang telah membuat banyak perusahaan yang melek internet menjadi berjaya. Orang-orang juga lari ke Internet mecari segala sesuatu, misal terkait kesehatan. Konsumen makin pintar dan punya informasi yang dia peroleh dari membaca ulasan orang lain. Jika komunikasi dokter bermasalah , ini bisa memicu iklan buruk dan siap-siap saja menuai komentar negatif.

Yakinlah gugatan komentar negatif tak akan efektif memadamkan “bola api liar di internet. Lalu apa solusinya? Tak ada cara lain kecuali mendengarkan dan berkomunikasilah. Bagaimana jika tak berhasil? Ingat kata dokter : Lipat gandakan dosisnya. (dikutip dari kompas)


Baca Juga :
Keunggulan Bisnis Online
Kesalahan dalam Social Media Marketing  
4 Cara Mendongkrak Penjualan dengan Jitu
Baca Artikel ini, Dijamin Sukses!!!


Wiwin Oktawinata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar